Jateng Model Festival 2025 Resmi Dibuka, Siap Orbitkan Talenta Lokal Ke Kancah Internasional
SEMARANG – Ajang pencarian bakat model
terbesar di Jawa Tengah, Jateng Model Festival 2025, resmi dibuka pada hari
Minggu (26/10/2025) di Gedung Merapi, komplek PT. PRPP Jawa Tengah, Semarang.
Acara pembukaan ini diresmikan langsung oleh Ketua Pelaksana, Niawati, bersama
dengan Direktur Utama PT. PRPP Jawa Tengah, Heri Kristanto S.ST, M.M.
Festival
yang mengusung tema "Merajut Tradisi Mewarnai Masa Depan" ini
bertujuan untuk menemukan dan mengembangkan potensi model dari berbagai daerah
di Jawa Tengah agar dapat bersaing di panggung nasional maupun internasional.
Dalam
sambutannya, Direktur Utama PT. PRPP Jawa Tengah, Heri Kristanto, menyatakan
optimismenya terhadap masa depan para peserta. Ia meyakini bahwa acara ini akan
menjadi gerbang bagi talenta-talenta baru untuk meraih prestasi yang lebih
tinggi.
"Keadaan
ke depannya kelihatannya cukup cerah karena ada Bu Duta Besar (Trie Edi
Mulyani), beliau memiliki hubungan internasional dan kelihatannya nanti
adik-adik ini akan diorbitkan secara nasional dan internasional," ujar
Heri Kristanto.
Ia berharap
festival ini dapat melahirkan bibit-bibit unggul yang membanggakan nama Jawa
Tengah, dimulai dari panggung PRPP.
"Mudah-mudahan
melalui festival modeling ini, Jawa Tengah akan muncul (dengan talenta) luar
biasa, dan dimulai dari PRPP. Luar biasa," tambahnya.
Jateng Model
Festival akan menggelar audisi di enam keresidenan, dimulai dari Keresidenan
Semarang pada 25-26 Oktober 2025. Rangkaian audisi akan berlanjut ke Pati,
Surakarta, Kedu, Banyumas, dan Pekalongan hingga akhir November 2025. Puncak
acara, yaitu Grand Final, akan diselenggarakan pada 13-14 Desember 2025 di PRPP
Jawa Tengah.
Para peserta
akan memperebutkan total hadiah ratusan juta rupiah dan dinilai oleh dewan juri
kompeten yang terdiri dari tokoh-tokoh ternama seperti Trie Edi Mulyani (Duta
Besar Kolombia 2012-2017), Baby Kristami (Miss Global 2023), Karen Merlin
(Perancang Kebaya Indonesia), serta Kinaryosih, Atalarik Syach, Bayu Pamungkas,
dan Fritz Takarbessy.